1. Autism Spectrum Disorder adalah nama gangguan baru pada DSM V yang
mana merupakan penggolongan baru dari gangguan perkembangan pervasif. Pada DSM
IV-TR, Autism Spectrum merupakan 4
gangguan berbeda yaitu: autism,
Asperger’s disorder, childhood disintegrative disorder dan pervasive development disorder dan pada
DSM V dijadikan satu menjadi Autism
Spectrum Disorder. Kriteria utama autisme pada DSM IV meliputi tiga gejala
utama yaitu: hendaya komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku terbatas dan
berulang. Sedangkan pada DSM V gejala hendaya komunikasi dan interaksi sosial
digabung sehingga menjadi dua gejala utama yaitu: hendaya komunikasi dan
interaksi sosial, serta perilaku terbatas dan berulang.
2. ADHD pada DSM V memiliki
diagnosis komorbid dengan ASD (Autism
Spectrum Disorder) dan adanya hubungan antara perkembangan otak.
3. Obsesive-Compulsive Disorder bukan lagi termasuk dalam Anxiety Disorder.
4. Gender Dysphoria merupakan kelas diagnosis baru menggantikan Gender Identity Disoreder
5. Terdapat chapter baru yaitu
Disruptive, Impulse-Control, and Conduct Disorder yang sebelumnya pada DSM
IV-TR termasuk kedalam chapter “Disorders Usually First Diagnosed in Infancy,
Childhood, or Adolescence”
Pada DSM IV Post traumatic Stress disorder diklasifikasikan di bawah kelompok
gangguan kecemasan (anxiety disorder),
sedangkan pada DSM V Post traumatic
Stress disorder diklasifikasikan di bawah kelompok Trauma and Stressor-Related Disorders bersama dengan 6 jenis
disorder lainnya.
7. Dalam DSM IV menggunakan
diagnosis multiaksial sedangkan pada DSM V tidak menggunakan diagnosis
multiaksial.
8. DSM IV memiliki 172 jenis
gangguan mental spesifik, sedangkan pada DSM V memiliki 157 gangguan mental
spesifik. Pada DSM V gangguan mental sexual
aversion disorder ditiadakan.
No comments:
Post a Comment