Tuesday, August 16, 2016

Postmodernisme dan Konstruksi Teoritik yang Membentuknya

Post-modernisme yang biasa di sebut dengan pasca modernisme pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-20. Tepatnya pada tahun berapa aliran ini berdiri masih belum mendapatkan informasi yang jelas dikarenakan, para tokoh-tokoh tersebut mencetuskan aliran ini dalam waktu yang relatif bersamaan dan dan di lain tempat. Seperti di Amerika Serikat post-modernisme mulai menjadi wacana di bidang arsitektur, kritik sastra, dan sosiologi pada tahun 1970an, dan sekitar pada tahun tersebutlah post-modernisme mulai berkembang di Prancis.

Pasca moderenisme berdiri pada awalnya digunakan untuk sangkalan beberapa keyakinan pada abad modern, khususnya pada filsafat (epistimologi), ilmu pengetahuan, dan nasionalitas. Pasca modernisme ini merupakan luapan ekspresi kultural guna menjabarkan pada dunia luar tentang realitas dan fiksi yang di lakukan oleh para awak media massa.

Pada dasarnya post-modernisme itu bersifat ekletis dan mempunyai jenis yang bermacam-macam, akan tetapi bisa di persingkat dengan di angkatnya dua asumsi dasar saja. Asumsi pertama adalah tidak ada denominator umum dalam “alam, kebenaran, tuhan, atau masa depan” baik dari pemikiran umum, maupun objektif. Asumsi ini mungkin menjelaskan tentang tidak adanya kebenaran yang mutlak dari berbagai aspek yang disebutkan di atas. Tetapi hal tersebut hanya opini dari saya, dan masih sangat di ragukan kebenarannya. Asumsi kedua adalah bahwa semua sistem manusia beroperasi, seperti bahasa yang lebih bersifat refleksif dari pada bersifat referensial. Dari pernyataan di atas, saya masih belum memahai dari asumsi kedua post-modernisme tersebut.Pasca modernisme memiliki banyak kesamaan dengan berbagai aliran filsafat lainnya yaitu romantisme, eksistensialisme, dan filsafat-filsafat dari kelompok sofis dan skeptis. Aliran pasca modernisme iini memberikan kontribusi terhadap aliran-aliran filsafat yang telah disebutkan di atas mengenai keyakinan bahwa “kebenaran” selalu bersifat relatif baik di tinjau secara kelompok umum maupun oleh personal. 

Pernyataan tentang pasca modernisme di atas menurut saya kurang relevan dan nalar karena jelas bahwa aliran pasca modernisme ini berdiri jauh setelah aliran-aliran filsafat tersebut lahir. Atau yang di maksudkan oleh filsuf tersebut bahwa kesamaan antara pasca modernisme dan aliran-aliran filsafat yang lain adalah paradigma berpikir tentang kebenarannya. 

Beberapa tokoh pasca modernisme antara lain adalah Jean baudrillard, Marguerite Duras, Frans Kafka, dan Jean Francois Lyotard yang berasal dari Prancis yang berhasil menganalisis tentang status pengetahuan. Aliran post-modernisme ini menurut saya masih sangat ambigu dikarenakan tidak ada hubungan relevan tentang teori-teori yang telah dikemukakan oleh para tokoh-tokohnya dan teori tersebut sangat sulit untuk dipahami apalagi di aplikasikan.

Sumber:
Wiramihardja, Prof. Dr. Sutardjo. (2006). Pengantar Filsafat. PT. Refika Aditama: Bandung.

No comments:

Post a Comment