Monday, January 16, 2017

Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa Anak (Vygotsy)


Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa. 

Menurut Vygosky, bahwa ada 3 (tiga) tahap perkembangan bahasa anak yang menentukan tingkat perkembangan berfikir, yaitu tahap eksternal, egosentris, dan internal yaitu sebagai berikut :

Pertama, tahap Eksternal yaitu : tahap berfikir dengan sumber berfikir anak berasal dari luar dirinya. Sumber eksternal tersebut terutama berasal dari orang dewasa yang memberi
pengarahan kepada anak .dengan cara tertentu. Misalnya orang dewasa bertanya kepada seorang anak, ” Apa yang sedang kamu lakukan?” Kemudian anak tersebut meniru pertanyaan, ”Apa?” Orang dewasa memberikan jawabannya, ”Melompat”.

Kedua, tahap egosentris yaitu suatu tahap ketika pembicaraan orang dewasa tidak lagi menjadi persyaratan. Dengan suara khas, anak berbicara seperti jalan pikirannya, misalnya ”saya melompat”, ”ini kaki”, ”ini tangan, ”ini mata”.

Ketiga, tahap internal yaitu suatu tahap ketika anak dapat menghayati proses berfikir, misalnya, seorang anak sedang menggambar kucing. Pada tahap ini, anak
memproses pikirannya dengan pikirannya sendiri, ”Apa yang harus saya gambar? Saya tahu saya sedang menggambar kaki sedang berjalan”

Kemampuan berbahasa merupakan hasil kombinasi seluruh system perkembangan anak, karena kemampuan bahasa sensitive terhadap keterlambatan atau kerusakan pada system yang lain. Kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional dan social. Seperti kemampuan motorik, kemampuan bayi untuk berbahasa terjadi secara bertahap, sesuai dengan perkembangan usianya.

- Pada usia 0-2 bulan, bayi sudah memiliki kemampuan menggunakan bahasa tubuhnya untuk mengungkapkan atau menerima hubungan dengan orang lain. Sentuhan lembut penuh kasih saying dari ibu (orang tua) akan dirasakan nyaman oleh bayi. Sebaliknya , sentuhan kasar akan dirasakan tidak nyaman oleh bayi.
- Pada usia 3 bulan, bayi sudah menunjukkan kemampuan vokalnya. Bayi mulai tersenyum dan mampu mengeluarkan suara. Pada usia ini , biasanya bunyi yang keluar dari mulut bayi adalah “eeeeee”
- Pada usia 4 bulan, bayi dapat berbicara menggunakan suara tenggorokan yang berbunyi “rrrr”
- Pada usia 5 bulan, bayi sudah bisa tertawa dan bergumam “wwwww” . Bahkan diusia 4-5 bulan bayi sudah dapat diajak untuk berjenaka yang mengundang tawa.
- Pada usia 6 bulan, bayi sudah dapat merangkai kata, berupa suara yang bersambungan dengan ocehan seperti suara “ge-ge-ge atau “da-da-da”.
- Pada usia 7-8 bulan, bayi dapat mengeluarkan kata-kata sederhana, seperti mama, papa, mem-mem , dan he-he. Selain itu bayi sudah gemar mengoceh.
- Pada usia 9 bulan, bayi sudah mengenal kata dan pengetahuan bahasa yang dimilikinya mulai beraneka ragam. Bayi mulai mengerti kata-kata sederhana dan perintah. Makna bahasa yang diungkapkan anak akan dimengerti oleh ibu dan orang-orang terdekatnya.
- Pada usia 10 bulan, bayi dapat menghubungkan kata-kata dengan gerakan dan mampu mengulangi kata-kata atau suara yang sama
- Pada usia 11-12 bulan, ocehan bayi mulai berisi kata-kata yang berarti dan mulai dapat berkomunikasi menggunakan bahasa yang sesungguhnya.

Berikut ini ada perkembangan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif yaitu

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA DAN BAHASA YANG NORMAL 
Tahapan Proses Perkembangan Bahasa Anak Usia Lahir - 6 tahun

No.
Usia
Proses Mendengar/ Memahami

Proses Berbicara

1.
Lahir-3 bulan
-   bayi terbangun ketika mendengar suara yang keras (biasanya reaksinya adalah menangis)
-   bayi mendengar orang lain berbicara dengan cara memperhatikan orang yang berbicara
-   bayi tersenyum ketika diajak bicara
-   bayi mengenali suara pengasuhnya dan menjadi berhenti menangis ketika diajak ngobrol
-  anak membuat suara yang menyenangkan
-  anak akan mengulangi suara yang sama secara berulang-ulang (seperti ocehan)
-  anak akan menanagis dengan cara berbeda untuk menunjukkan kebutuhannya yang berbeda-beda pula (misal : menangis dengan melengking tinggi jika kesakitan)

2.
4-6 bulan
-   anak sudah dapat merespon nada suara (lembut ataupun keras)
-   anak akan melihat sekeliling untuk mencari sumber bunyi (contoh : bunyi bel, telepon atau benda jatuh)
-   anak akan memperhatikan bunyi yang dihasilkan dari mainannya (misal : memukul-mukul mainan ke lantai)
-  anak akan berceloteh ketika sendirian
-  anak akan melakukan sesuatu (dengan bunyi atau gerakan tubuh) secara berulang ketika bermain
-  anak akan berbicara secara sederhana (tanpa tangisan) untuk menarik perhatian orang dewasa di sekitarnya

3.
7-12 bulan
-   anak menyukai permainan ‘ciluk-ba’
-   anak akan mendengarkan ketika diajak berbicara
-   anak mengenali kata-kata yang sering ia dengar, misal : susu, mama, dll.
-  anak akan berbicara secara sederhana (tanpa tangisan) untuk menarik perhatian orang dewasa di sekitarnya
-  anak akan melakukan imitasi untuk berbagai jenis bunyi/ suara
-  anak akan berceloteh dengan kata-kata sederhana : “ma-mam”, “da-da”’ tapi masih belum jelas pengucapannya

4.
12-24 bulan
-   anak sudah dapat memahami perintah dan pertanyaan sederhana, contoh : “mana bolanya?”, “ambil bonekanya”
-   anak akan menunjuk benda yang dimaksud ketika ditanyai
-   anak dapat menunjuk beberapa gambar dalam buku ketika ditanyai
-  anak telah dapat menggunakan berbagai bunyi huruf konsonan pada awal kata
-  anak sudah bisa menyusun dua kata. Contoh : mau minum, mama ma’em, dll.
-  Anak dapat bertanya dengan 2 kata sederhana, misal : “mana kucing?”, “itu apa?”

5.
24-36 bulan
-   Anak bisa memahami dua perintah sekaligus (contoh : “ambil bolanya dan ditaruh di kursi”)
-   Anak sudah dapat memperhatikan dan memahami berbagai sumber bunyi (misal : suara TV, pintu ditutup, dll)
-   Anak telah memahami perbedaan makna dari berbagai konsep, misal : “jalan-berhenti”, “di dalam-di luar”, “besar-kecil”, dll)
-  Anak bisa bertanya dan mengarahkan perhatian orang dewasa dengan mengatakan nama benda yang dimaksud.
-  Cara anak berbicara sudah dapat dipahami secara keseluruhan
-  Anak sudah dapat menghafal kata-kata untuk keseharian
-  Anak memahami tata bahasa secara sederhana, misal “aku mau naik sepeda”

6.
4-6 tahun
-    
-  Anak sudah bisa menggunakan kata secara lebih rumit
Misal : “Ibu, aku lebih suka baju yang berwarna merah. Yang hijau tidak bagus.”


SUMBER:
Santrock, J.W. (1994). Child Development. New York : Wm. C. Brown Communications, Inc. Sixth Edition