Sunday, January 15, 2017

Raymond B. Cattell : Analisis Faktor (Perkembangan Kepribadian)




Perkembangan Kepribadian Cattel

Mempelajari perkembangan kepribadian dapat dilakukan dengan dua pendekatan, pertama adalah dengan taraf deskriptif yaitu dengan memetakan perubahan-perubahan strukur kepribadian selama kehidupan seseorang. Kedua adalah mempelajari perkembangan secara teoritis yaitu dengan menyelidiki pengaruh genetik, lingkungan yang berperan, dan interaksi-interaksi yang
berpengaruh pada individu tersebut. Faktor-faktor penentu perkembangan kepribadian diantaranya adalah:

Analisis Hereditas dan Lingkungan
Metode yang dikembangkan oleh Cattel adalah MAVA(Multiple Abstract Variance Analysis). MAVA meliputi pengumpulan data tentang persamaan antara pasangan-pasangan kembar dan saudara-saudara sekandung yang berada di tempat yang berbeda. Hasil penelitian Cattel adalah bahwa korelasi antara hereditas dengan lingkungan pada umumnya adalah negatif yang Ia sebut sebagai hukum pemaksaan ke arah biososial yakni kecenderungan dari pengaruh-pengaruh lingkungan untuk menekan faktor hereditas muncul.

Belajar
Proses belajar turut mempengaruhi perkembangan kepribadian. Cattel menglasifikasikan tiga proses belajar, diantaranya adalah: classical conditioning, operant/instrumental conditioning, dan integration learning. Ketiganya mempunyai berbagai sudut peran yang berbeda. Classical conditioning dianggap penting untuk mengait respon emosional dengan isyarat lingkungan. Operant Conditioning dianggap penting untuk mengetahui cara untuk memenuhi tujuan erg. Dalam instrumental conditioning terdapat proses yang dinamakan confluence learning yaitu pengondisian instrumental yang unik dalam rangka perkembangan kepribadian dimana dalam satu sikap mencakup beberapa erg yang memunculkan dinamika yang khas. Proses yang ketiga adalah integration learning yaitu perpaduan antara kedua proses belajar yang sebelumnya. Menurut prinsip belajar perkembangan kepribadian digambarkan lewat titik-titik yang disebut sebagai (dinamic crossroad) berupa kejadian-kejadian yang merupakan jelmaan dari pola tingkah laku yang didorong oleh erg. Dalam diri suatu individu terdapat suatu pola penyesuaian terhadap keadaan lingkungan. Pola penyesuain yang terdapat dalam diri merupakan faktor endogen sedangkan keadaan lingkungan yang mengalami penyesuaian dalam diri adalah faktor eksogen. Kedua faktor tersebut akan saling mempengaruhi dan akhirnya akan menghasilkan suatu perubahan atau perkembangan inilah penjelasan tentang dinamic crossroad. Teori tentang dinamic crossroad yang diungkapkan oleh Cattel pada dasarnya merupakan suatu tahapan-tahapan 1-6 yang saling berkesinambungan dan memiliki opsi-opsi pilihan pada tiap-tiap tingkatan dinamic crossroad yang ada.

Dinamic crossroad 1, terjadi karena adanya usaha pemuasan erg. Terdapat 4 opsi akibat yang kemungkinan terjadi karena adanya usaha tersebut. Pertama, individu mengalami pemuasaan berkat adanya pola tingkah laku yang dibawa sejak lahir. Kedua, Individu mungkin gagal dalam usaha pemuasan karena pola-pola respon perseptual dan motoris yang dibawa sejak lahir kurang efektif dalam menghadapi faktor lingkungan yang terjadi saat itu. Ketiga, adanya pengalihan terhadap erg yang menjadi dasar pola sebelumnya dengan erg yang bersifat subsider. Keempat, Individu gagal dalam mencapai tujuannya berupa pemuasaan terhadap erg karena adanya suatu halangan. Pada kemungkinan kedua, memungkinkan individu mengalami suatu kebingungan tentang apa yang seharusnya ia perbuat sehingga usaha pemuasan yang ia lakukan kurang tepat sasaran. Sedangkan pada kemungkinan keempat, individu tahu apa yang harus dilakukannya namun terhalang oleh halangan. Individu yang menghadapi frustrasi ini pada akhirnya akan merasa marah dan reaksinya berupa suatu agresi.

Dinamic crossroad 2, terjadi saat individu terhalang oleh halangan seperti yang terdapat pada opsi ke-4 pada dinamic crossroad 1. Terdapat 3 opsi yang kemungkinan terbuka saat suatu individu dihadapkan pada halangan. Pertama, Individu akan meningkatkan aktivitasnya untuk menuju tujuan. Kedua, individu marah namun dapat melewati halangan yang ada dan menuju pemuasan. Ketiga, Individu marah dan tetap tidak bisa melewati halangan yang ada.

Dinamic crossroad 3, terjadi ketika individu menjadi marah terhadap halangannya dan tetap tidak bisa melewati halangan seperti yang terdapat pada opsi ke-3 pada dinamic crossroad 2. Pada titik ini terdapat 4 kemungkinan respon. Pertama, Individu akan putus asa dan menyerah. Kedua, individu takut dan menarik diri. Ketiga, individu tetap pada reaksinya yang agresif namun tidak efektif. Keempat, Individu melakukan pemuasan secara khayalan atau lari kedalam fantasi yang merupakan pemuasaan terhadap erg secara parsial. Disinilah batas individu dalam melakukan suatu penyesuaian yang bersifat lahiriah (dapat diamati) dan pada dinamic crossroad selanjutnya akan mulai melakukan suatu penyesuaian yang bersifat batiniah (hanya dapat disimpulkan) dengan adanya suatu “lari dalam fantasi”. Selanjutnya pada dinamic crossroad 4 akan berhubungan dengan rasa kecemasan terhadap pemuasan terhadap erg yang berkaitan dengan opsi kedua pada dinamic crossroad ini yaitu respon pada ketakutan.

Dinamic crossroad 4 terjadi karena perlunya meninggalkan kecemasan karena erg. Ada 4 kemungkinan cara dalam menghilangkan kecemasan yang ada. Pertama, individu akan menekan erg tersebut dengan sukarela meniadakannya dengan menolak rangsangan-rangsangan erg tersebut. Kedua, individu akan menekan erg tersebut dengan cara memaksa impuls-impuls yang disebabkan oleh erg tersebut keluar dari kesadaran menuju ketidaksadaran. Ketiga, individu dengan sadar mensublimasi erg tersebut dengan berusaha membuat tujuan-tujuan yang dapat diterima. Keempat, Individu akan tetap pada perilakunya yang tidak adaptif, berbuat kejahatan, dan bahkan menetapkan tujuan lain yang tidak dapat diterima masyarakat.

Dinamic crossroad 5 terjadi karena adanya suatu penekanan terhadap erg tersebut. Pada keadaan menekan erg ini individu dihadapkan pada kemungkinan yang dapat terjadi. Pertama, individu mungkin membentuk fantasi-fantasi yang tak sadar namun kadang disadari. Kedua, Penekanan terhadap erg yang ia lakukan berhasil sehingga impuls-impuls yang disebabkan oleh erg tersebut tetap tertanam pada ketidaksadaran namun dengan akibat-akibat tertentu terhadap tingkah lakunya. Ketiga, memunginkan terjadinya penekanan yang tidak stabil, dimana impuls-impuls dari erg tersebut tidak selalu dapat ditempatkan pada ketidaksadaran namun juga dengan akibat-akibat tertentu terhadap tingkah lakunya. Keempat, terjadinya suatu sublimasi yang tak disadari atau ta disengaja.

Dinamic crossroad 6 terjadi karena adanya penekanan yang tidak stabil sehingga diperlukannya usaha-usaha tambahan agar impuls tetap pada ketidaksadaran. Dalam hal ini Cattel menyebutkan adanya 10 jalan untuk membantu agar impuls-impuls dari erg tetap berada pada ketidaksadaran yang merupakan bentuk-bentuk dari mekanisme pertahanan, diantaranya: fantasi, pembentukan reaksi, proyeksi, rasionalisasi, penekanan lebih lanjut, pembatasan ego, regresi, pengalihan dengan pembentukan symptom, pembentukan symptom lain, dan mekanisme pertahanan lainya. 

Integrasi Pematangan dan Belajar
Dalam hal ini, Cattel telah menciptakan istilah sendiri untuk menyebut perubahan dalam kepribadian seseorang dikarenakan lingkungan untuk memaksimalkan kepuasan total. Treptik diciptakan Cattel sebagai lawan kata dari genetik. Genetik bisa saja membangkitkan treptik dalam bentuk penunjangan atau pun bahkan menghambat kinerja treptik.

Konteks Sosial
Perkembangan kepribadian individu sangat dipengaruhi oleh sosiokultural dimana individu tersebut tinggal. Pranata utama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian adalah keluarga, sementara itu pranata-pranata lain yaitu tetangga, lingkungan sekolah, kelompok sepergaulan, masyarakat sekitar dan pranata-pranata yang lain. Terdapat tiga proses sosiokultural mempengaruhi individu, yang pertama adalah intensi yang disengaja dan spesifik pada karakter tertentu, kedua adalah melalui situasi atau ekologi tetapi tidak pasti hasil yang akan dicapai, ketiga adalah akibat dari proses-proses pertama dan kedua dalam hal proses menyalurkan proses-proses penting.

No comments:

Post a Comment