Populasi
Dalam sebuah penelitian kita sering menggunakan istilah data, populasi,
survey, sampel, sampling. Sebenernya kalian tau gag sih apa itu populasi, apa
itu sampling? Jangan sampe kita ngelakuin penelitian tapi kita gg tau apa itu
sampling ya. Sekarang mari kita bahas tentang populasi dulu. Populasi merupakan
sebuah himpunan (set) dari individu-individu, unit-unit, atau unsur-unsur yang
mempunyai ciri yang sama (Zainddin, 2014). Jadi populasi merupakan jumlah
keseluruhan dari unit analisa yang mempunyai ciri-ciri sama. Populasi dapat
dibedakan pula antara populasi sampling dan populasi sasaran. Misalnya, apabila
kita mengambil “Rumah Tangga” sebagai sampel, sedangkan yang diteliti hanya “anggota
rumah tangga yang bekerja sebagai petani”, maka seluruh Rumah Tangga dalam
wilayah penelitian disebut populasi sampling, sedangkan seluruh petani dalam
wilayah penelitian disebut populasi sasaran.
Sampel
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4. Dapat ditangani lebih teliti.
Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan yang
harus dipilih, (tidak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi) misalnya:
- Meneliti air sungai
- Mencicipi rasa makanan didapur
- Mencicipi duku yang hendak dibeli
Teknik Pengambilan
Sampel.
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,
yaitu :
A.
Probability
Sampling
Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau
penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan
peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan cara
random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah
satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan
sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut:
- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
- Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu
sebagai berikut:
1.
Sampel
Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini
proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random.
Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi
"Cointoss".
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random
Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
Ø
Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
Ø
tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d
300 = 3 digit/kolom).
Ø
tentukan besar sampel yang akan diambil.
(Misalnya 75 atau 25 %)
Ø
tentukan skema penggunaan label random numbers.
(misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan
tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang
dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari
atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100,
175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300).
Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran
berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya
satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan :
- Prosedur estimasi m udah dan sederhana
Kerugian :
- Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya
transportasi besar.
2. Sampel Random Sistematik
(Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke ìK" dari titik awal
yang dipilih secara random. Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat
ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan bila ada sedikit stratifikasi pada populasi.
Keuntungan :
-Perencanan dan penggunaanya mudah.
-Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian :
-Membutuhkan daftar populasi.
3. Sampel Random Berstrata
(Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan
sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun
secara systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak
sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Surabaya (≥ 4-6 tahun). Karena kondisi Taman
Kanak-kanak di Surabaya sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang
tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3
kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak
dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Surabaya,
kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel,
kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari
masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 ñ 8.
Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan :
-Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
Kerugian :
- Daftar populasi setiap strata diperlukan
- Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.
4. Sampel Random Berkelompok
(Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila
populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang
dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti gambaran
karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK
Unair. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random
salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang
berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan :
- Tidak memerlukan daftar populasi.
- Biaya transportasi kurang
Kerugian :
- Prosudur estimasi sulit.
5. Sampel Bertingkat (Multi
Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua
maupun lebih. Misalnya:
Provinsi > Kabupaten > Kecamatan > Desa > Lingkungan KK.
Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA.
Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000.
- Populasinya cukup homogen
- Jumlah populasi sangat besar
- Populasi menempati daerah yang sangat luas
- Biaya penelitian kecil
Keuntungan:
- Biaya transportasi kurang
Kerugian:
- Prosedur estimasi sulit
- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat
B.
Non
Probability Sample (Selected Sample)
Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip
probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya
merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan. Cara ini dipergunakan apabila
biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq
tingqi, karena hanya sekedar gambaran umu saja. Cara-cara yang dikenal adalah
sebagai berikut :
1. Sampel Dengan Maksud
(Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya
saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota
sampel yang diambil.
2. Sampel Tanpa Sengaja
(Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih
dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang
dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang
diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
3. Sampel Berjatah (Quota
Sampling).
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya
disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel
yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50
perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti
mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
Sumber:
Anggraini Sri., "Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta,1979.
Zainuddin, Muhamad. (2014). Metode
Penelitian Kefarmasian Dan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf
Diakses pada 13 November 2016
No comments:
Post a Comment