Manusia adalah mahluk yang dinamis, mereka dapat dengan mudah
menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Hal ini dikarenakan manusia
dibekali dengan akal pikiran yang mampu mengatisi setiap permasalahan yang
dihadapi oleh manusia itu. Manusia selalu mecari jalan keluar alternatif yang
dianggapnya paling mudah baginya dan paling bermanfaat. Dalam mencari jalan
keluar itu sendiri antara individu satu dengan individu yang lain memiliki
berbagai perbedaan. Perbedaan manusia dalam mengambil jalan keluar ini sangat
dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekternal manusia itu sendiri. Tidak
dapat dipungkiri setiap masalah yang dihadapi oleh manusia akan membawa manusia
kepada kedewasaan.
Manusia adalah makhluk yang unik. Setiap manusia pasti memiliki ciri khas
masing masing yang membedakan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Dengan
perbedaan ini diharapkan manusia mampu menyesuaikan diri antara satu dengan
yang lain. Hal ini yang kemudian akan membentuk suatu sistem sosialisasi.
Sistem sosialisasi yang tercipta di masyarakat antara masyarakat satu dengan
yang lainnya akan berbeda. Masyarakat kota akan memiliki cara bersosialisasi
yang berbeda dengan masyarakat desa. Pada umumnya masyarakat desa memiliki pola
sosialisasi yang rapat dikarenakan kerekatan yang selalu mereka bangun. Di
kota, sosialisasi itu sendiri terlihat renggang dikarenakan pola hidup yang
mereka jalani. Jika seseorang yang dilahirkan di desa dan kemudian besar dan
menetap di desa akan dengan mudah menyesuikan diri dengan lingkungannya, diikarenakan
manusia tersebut telah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya tersebut sejak
dia lahir, begitu juga sebaliknya, jika seseorang dilahirkan di kota dan
menetap di kota maka mereka juga akan beradaptasi dengan lingkungan kota yang
kemudian membentuk dia menjadi karakter individu kota. Nah, apa jadinya ketika
seseorang yang mulanya dilahirkan dan dibesarkan di desa dan kemudian berpindah
di kota dikarenakan tuntutan pekerjaan? Apakah dia akan menjadi orang kota yang
cenderung minim sosialisasi ataukah dia tetap menjadi orang desa yang berada di
tengah tengah orang kota?
Manusia dalam hidupnya selalu memiliki pilihan. Pilihan akan mumcul
bersamaan dengan datangnya suatu masalah. Begitu halnya dengan permasalahan di
atas, manusia dituntut oleh lingkungannya untuk berubah guna beradaptasi dengan
lingkungannya. Perubahan ini disebut juga dengan perubahan sosial. Menurut Mac
Iver, perubahan sosial adalah terjadinya perubahan dalam hubungan sosial atau
sebagai perubahan terhadap keseimbangan. dinyatakan oleh beliau bahwa manusia
berubah seiring dengan keinginan manusia untuk mencapai suatu titik equilibrium
dimana manusia tidak merasa salam keberpihakan dan merasa nyaman dengan
posisinya.
Hal ini senada dengan yang diucapkan oleh subjek yang saya angkat yang
bernama dita. Dia adalah seorang pegawai bank yang awalnya dia adalah orang
yang berasal dari desa. Ketika dia memperoleh pekerjaan di kota maka secara
tidak langsung dia harus tinggal di kota. menurutnya kehidupan di desa di
desanya dan di Surabaya sangat berbeda. Oleh sebab itu maka dita harus dapat beradaptasi dengan
kehidupan kota yang mau tidak mau harus dia jalani sekarang.
Pada awalnya dita merasa canggung
dan merasakan perbedaan cara bersosialisasi antara orang di desanya dengan
orang Surabaya. Banya perbedan yang mencolok yang menurutnya memiliki nilai
yang positif maupun negatif. Pola hidup, gaya hidup, cara berbicara yang
berbeda menuntut dia untuk beradaptasi dengan lingkungannya sekarang.
Dia mengungkapkan bahwa banya orang dari daerah yang jika tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungan Surabaya maka mereka akan terjerumus dengan hal
hal yang negatif. Tuntutan akan pola hidup kota yang glamor membuat para
pendatang tidak mampu beradaptasi sehingga banyak yang memilih jalan instan.
Perbedaan pola kehidupan kota dan desa ini menurut teori perubahan sosial adalah
suatu proses social shock dimana individu yang awalnya memiliki nilai yang dia
anut yang kemudia bertemu dengan nilai baru yang menuntut dia untuk berubah.
Berdasarkan teori atribusi menjelaskan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh
disposisi internal dan keadaan eksternal. Dari teori ini dijelaskan bahwa
manusia dalam menentukan perilakunya dipengarusi oleh pengaruh internal
individu tersebut dan juga pengaruh eksternal yang ada di masyarakat. Jika
dalam diri internal seseorag memiliki nilai yang tidak kuat maka pengaruh
eksternal akan dengan mudah masuk dan mempengaruhi kehidupan individu tersebut.
Menurut dita jika kita sebagai
orang pendatang baru harus dapat menahan keinginan kita untuk searus dengan
hiruk pikuk kehidupan kota. di kota terdapat berbagai macam tempat yang
menawarkan hal hal yang negatif yang dapat merusak nilai nilai yang kita bawa
dari desa. Ketika kita hidup di kota maka hal pertama yang harus kita jaga
adalah pola pandang kita dan ideologi kita, sehingga walaupun banyak godaan
yang yang datang maka kita tidak akan terjerumus dengan hal hal yang negatif.
Kita boleh saja terkadang memanjakan diri dengan mengengikuti pola hidup kota,
namun kita juga harus mengetahui batasan yang harus kita tetapkan sehingga kita
tidak terpengaruh dan pada akhirnya berakibat negatif bagi kita.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta : Penerbit Andi.
Soekanto, Soerjono . 1990 . Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta : Rajawali Pers.
Koentjaraningrat . 1965 . Pengatar Antropologi . Jakarta : Penerbit Universitas Jakarta.
Susanto, Phil Astrid S. 1985 . Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial . Jakarta : Penerbit Bina Cipta
No comments:
Post a Comment