Perubahan kepribadian terlihat dari interaksi antara
tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Id merupakan insting dasar yang
dimiliki manusia, superego merupakan hal-hal di luar individu yang bertugas
mengendalikan id (misalnya norma, agama, dan lain-lain). Hasil interaksi dari
id dan superego ini berfungsi untuk membentuk ego. Jadi dapat dikatakan bahwa
ego merupakan kepribadian individu itu sendiri. Ketika insting berhasil ditekan
oleh superego, maka ego yang muncul akan semakin mendekati superego. Namun
apabila superego tidak berhasil menekan id, maka ego yang muncul akan lebih
mendekati id.
Humanistik
Perspektif humanistic memandang kepribadian manusia
bersumber dari dalm dirinya sendiri. Manusia dipandang memiliki dorongan dari
dalam dirinya yang kemudian menentukan pola perilaku individu itu sendiri.
Menurut model humanistic, perilaku manusia ditentukan oleh konsep dirinya, di
mana persepsi ini dapat barubah-ubah dan dinamis sesuai dengan pengalaman dan
interaksinya dengan orang lain. Selain itu manusia ingin dipandang sebagai makhluk yang selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya sampai mencapaiaktualisasi diri.
Manusia memiliki kecenderungan bawaan melakukan
aktualisasi diri yaitu dengan berjuang menjadi apa yang mereka mampu. Manusia
berfikir dan mencari hal terbaik bagi dirinya tidak sekedar mengikuti
lingkungan atau termanipulasi keadaan.
Perubahan kepribadian dapat terjadi saat ia berfikir
perlu untuk berubah dan berjuang melakukaknnya. Namun usaha ini tidak selalu
berhasil, sehingga manuia perlu melakukan evaluasi diri untuk mencapai
aktualisasi diri sesuai kehendaknya.
Behaviour
Pada pendekatan behavior lebih menekankan hubungan antara
stimulus dan respon dalam menjelaskan suatu fenomena perilaku. Seseorang akan
memberikan respon atas setiap stimulus yang diterimanya tergantung pada proses
belajar sebelumnya. Konsep personality pada pendekatan behavioristik lebih
melihat bahwa personality merupakan kumpulan stimulus respon yang mana
merupakan hasil dari pembelajaran sebelumnya. Kumpulan stimulus dan respon
tersebut yang pada akhirnya membentuk suatu pola perilaku manusia. sundut
pandang behavioris tidak memandang dorongan-dorongan sebagai suatu stimulus
Menurut Skinner mengakui bahwa seseorang tidak selalu
memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan kadar yang sama walaupun berada
dalam suatu situasi yang tetap.
Teori kognitif menjelaskan bahwa kepribadian merupakan
hasil dari perkembangan kognitif manusia. Bagaimana seseorang berperilaku
terhadap orang lain sangat dipengaruhi oleh konsep yang dibentuk oleh orang
yang bersangkutan yang mana sangat bergantung pada perkembangan kognisi individu
tersebut. Kognisi merupakan bagian dari jiwa manusia yang mengelolah informasi,
pengetahuan, pengalaman dorongan, perasaan dan lain lain yang mana hal itu
datang dari luar ataupun dari dalam dirinya yang mana akan membuat suatu
simpulan simpulan yang menghasilkan suatu perilaku tertentu.
No comments:
Post a Comment