Social learning
theory adalah sebuah konsep pembelajaran yang
dikemukan oleh Albert Bandura yang termasuk dalam aliran behavioristik yang menekankan pada
aspek kognitif dan sosial dalam sebuah proses pembelajaran (Miltenberger,
2004). Hal tersebut berkaitan dengan teori “resiprokal determinism” yang juga dikemukakan
oleh Bandura,
teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya suatu tingkah laku (bahavior) adalah hasil dari hubungan
yang sinergis antara Person (P) adalah orang,Environment
(E) adalah lingkungan, dan Behavior (B) adalah tingkah laku itu sendiri, ketiga aspek
ini akan saling mempengaruhi satu sama lain (dalam Miltenberger, 2004). Menurut
Bandura, sebagaimana dikutip oleh (Kard,S,1997, dalam Miltenberger, 2004) bahwa
“sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan
mengingat tingkah laku orang lain”.
Bandura (1997), dalam Hergenhahn (2009)mencetuskan sebuah
teori yang Beliau beri nama “observational learning” atau biasa disebut dengan “modeling”yang merupakan proses belajar yang terjadi ketika individu mengamati
individu yang lainnya. Menurut Bandura (1997), dalam Weiten (1995), agar
seseorang dapat melakukan suatu modelling atau imitasi dengan baik, harus
melalui beberapa proses, yaitu:
1.
Attentional Process, yaitu proses yang
mendorong minat individu untuk memperhatikan atau mengamati tingkah laku model
(Bandura, 1997, dalam Weiten, 1995). Proses atensional ini
dipengaruhi oleh frekuensi kehadiran model, kesamaan fisik, karakteristik yang dimilikinya dan
dipengaruhi oleh kapasitas sensori seseorang (Bandura,
1997, dalam Hergenhahn, 2009). Model yang sering tampil dan memiliki karakteristik yang dapat
mempengaruhi individu akan lebih diperhatikan daripada model yang jarang
tampil, tidak menarik, atau tidak memiliki pengaruh (Bandura,
1997, dalam Hergenhahn, 2009).
2.
Retentional Process, yaitu proses saat
individu menyimpan tingkah laku model yang telah diamati dalam ingatannya (Bandura, 1997, dalam Weiten, 1995), baik melalui kode verbal maupun
kode imajinal atau pembayangan gerak (Bandura, 1997,
dalam Hergenhahn, 2009).
3.
Reproduction Process, yaitu proses saat
individu pengamat mencoba berperilaku seperti model yang diamatinya (Bandura, 1997, dalam Weiten, 1995). Reproduksi tingkah laku model
awalnya mungkin bersifat kaku dan kasar, tetapi bila intensif diulangi,
individu dapat melakukannya dengan sempurna atau mendekati tingkah laku yang
dicontohkan model (Bandura, 1997, dalam Hergenhahn,
2009).
4.
Motivation Process,Bandura (1997) percaya
bahwa individu akan memunculkan suatu perilaku secara
terus-menerus karena adanya dukungan atau motivasi (dalam
Weiten, 1995).
Penguatan juga mempengaruhi proses atensional individu, tingkah laku yang
memiliki penguatan yang lebih besar akan lebih diamati daripada tingkah laku
yang memiliki penguatan yang kecil (Bandura, 1997,
dalam Hergenhahn, 2009).
Tingkah
laku model terkadang menimbulkan rasa takut oleh pengamat jika tingkah laku
yang akan ditirukan menghasilkan sesuatu yang negatif, misalnya hukuman (Bandura, 1997, dalam Hergenhahn, 2009). Mengatasi hal tersebut, individu akan mereduksi rasa takut
tersebut untuk dapat tetap melakukan aktivitas yang akan ditirunya, proses
mereduksi ini dinamakan disinhibition.
Sumber:
Hergenhahn, 2009. Learning Theories, Mc Graw hill
No comments:
Post a Comment