Sejak kecil, manusia sudah
diajarkan mengenai cinta, baik cinta
terhadap orang tua, teman, diri sendiri,
Tuhan, dan sebagainya. Namun seiring
perkembangan dan pertumbuhan
manusia, baik pria maupun wanita akan
mengimplementasikan cinta dengan cara
yang berbeda-beda.
Sebenarnya apakah yang dimaksud
dengan cinta? Banyak ahli memberikan
definisi cinta yang berbeda-beda. Meski
ada beragam definisi cinta, tampaknya
belum ada satu definisi yang sempurna
atau utuh yang dapat mencakup
keseluruhan makna cinta itu sendiri.
Menurut Sternberg (dalam Sternberg &
Barnes, 1988), cinta bukanlah suatu
kesatuan tunggal, melainkan gabungan
dari berbagai perasaan, hasrat, dan
pikiran yang terjadi secara bersamaan
sehingga menghasilkan perasaan global
yang dinamakan cinta.
Sternberg (1988) memiliki teori
tentang cinta yang dikenal sebagai teori
segitiga cinta (The Triangular Theory of
Love).
Dalam teori segitiga cintanya
tersebut, Sternberg mencirikan cinta
terdiri dari tiga komponen, yaitu
keakraban atau keintiman (intimacy),
gairah (passion), keputusan atau
komitmen (decision/commitment).
Keakraban atau keintiman adalah
perasaan dalam suatu hubungan yang
meningkatkan kedekatan, keterikatan,
dan keterkaitan (atau dengan kata lain
bahwa intimacy mengandung pengertian
sebagai elemen afeksi yang mendorong
individu untuk selalu melakukan
kedekatan emosional dengan orang yang
dicintainya). Pasangan yang memiliki
intimacy yang tinggi akan sangat
memperhatikan kesejahteraan dan
kebahagiaan pihak lain, menghormati
dan menghargai satu sama lain, dan
memiliki kesalingpengertian. Mereka
juga saling berbagi dan merasa saling
memiliki, saling memberi dan menerima
dukungan emosional dan berkomunikasi
secara intim. Sebuah hubungan akan
mencapai keintiman emosional
manakala kedua pihak saling mengerti,
terbuka, saling mendukung, dan merasa
bisa berbicara mengenai apa pun juga
tanpa merasa takut ditolak. Mereka juga
akan berusaha menyelaraskan nilai dan
keyakinan tentang hidup, meskipun tentu
saja ada perbedaan pendapat dalam
beberapa hal. Mereka mampu untuk
saling memaafkan dan menerima,
khususnya ketika mereka tidak
sependapat atau berbuat kesalahan.
Gairah meliputi rasa kerinduan
yang dalam untuk bersatu dengan orang
yang dicintai yang merupakan ekspresi
hasrat dan kebutuhan seksual (atau
dengan kata lain bahwa passion
merupakan elemen fisiologis yang
menyebabkan seseorang merasa ingin
dekat secara fisik, menikmati atau
merasakan sentuhan fisik, ataupun
melakukan hubungan seksual dengan
pasangan hidupnya).
Keputusan atau komitmen adalah
suatu ketetapan seseorang untuk
bertahan bersama sesuatu atau seseorang
sampai akhir. Dengan kata lain,
komitmen sering diartikan sebagai
keputusan untuk tetap bersama seorang
pasangan dalam hidupnya. Komitmen
lebih kompleks dari sekedar menyetujui
untuk tetap bersama pasangan dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan.
Komitmen berarti pula mencurahkan
perhatian, melakukan sesuatu untuk
menjaga suatu hubungan agar tetap
langgeng, dan melindungi hubungan itu
dari bahaya, dan memperbaikinya bila
hubungan itu dalam keadaan kritis.
Kedua pihak saling memperhatikan
kebutuhan yang lain dan harus
meletakkan kebutuhan pasangan sebagai
prioritas utama, termasuk kerelaan untuk
berkorban secara pribadi demi
terciptanya hubungan yang baik. Bila
memutuskan untuk berkomitmen,
seseorang harus pula menerima
pasangan tanpa syarat, memikirkan
pasangan sepanjang waktu, dan
melakukan sesuatu demi pasangan
(Achmanto, 2005).
Menurut Sternberg, kondisi cinta
yang ideal akan tercipta apabila ketiga
komponen cinta tersebut seimbang
sehingga membentuk segitiga sama sisi
(yang menandakan bentuk cinta yang
ideal sesuai dengan teori segitiga
cintanya yaitu The Triangular Theory of
Love).
Berikut ini akan dijelaskan mengenai komponen cinta menurut Sternberg (dalam Sternberg dan Barnes, 1988):
A. Keakraban atau keintiman (intimacy)
Adalah perasaan dalam suatu hubungan yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan. Dengan kata lain bahwa intimacy mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Hasil penelitian Sternberg dan Grajeg (dalam Sternberg dan Barnes, 1988) menunjukkan keakraban mencakup sekurang-kurangnya sepuluh elemen, yaitu :
1). Keinginan meningkatkan kesejahteraan dari yang dicintai
2). Mengalami kebahagiaan bersama yang dicintai
3). Menghargai orang yang dicintainya setinggi-tingginya
4). Dapat mengandalkan orang yang dicintai dalam waktu yang dibutuhkan
5). Memiliki saling pengertian dengan orang yang dicintai
6). Membagi dirinya dan miliknya dengan orang yang dicintai
7). Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai
8). Memberi dukungan emosional kepada orang yang dicintai
9). Berkomunikasi secara akrab dengan orang yang dicintai
10). Menganggap penting orang yang dicintai dalam hidupnya.
Meliputi rasa kerinduan yang dalam untuk bersatu dengan orang yang dicintai yang merupakan ekspresi hasrat dan kebutuhan seksual. Atau dengan kata lain bahwa passion merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan fisik, ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Komponen passion juga mengacu pada dorongan yang mengarah pada romance, ketertarikan fisik, konsumsi seksual dan perasaan suka dalam suatu hubungan percintaan. Dalam suatu hubungan (relationship), intimacy bisa jadi merupakan suatu fungsi dari seberapa besarnya hubungan itu memenuhi kebutuhan seseorang terhadap passion. Sebaliknya, passion juga dapat ditimbulkan karena intimacy. Dalam beberapa hubungan dekat antara orang-orang yang berlainan jenis, passion berkembang cepat sedangkan intimacy lambat. Passion bisa mendorong seseorang membina hubungan dengan orang lain, sedangkan initmacylah yang mempertahankan kedekatan dengan orang tersebut. Dalam jenis hubungan akrab yang lain, passion yang bersifat ketertarikan fisik (physical attraction) berkembang setelah ada intimacy. Dua orang sahabat karib lain jenis bisa tertarik satu sama lain secara fisik kalau sudah sampai tingkat keintiman tertentu. Terkadang intimacy dan passion berkembang berlawanan, misalnya dalam hubungan dengan wanita tuna susila, passion meningkat dan intimacy rendah. Namun bisa juga sejalan, misalnya kalau untuk mencapai kedekatan emosional, intimacy dan passion bercampur dan passion menjadi keintiman secara emosional. Pada intinya, walaupun interaksi intimacy dan passion berbeda, namun kedua komponen ini selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya di dalam suatu hubungan yang akrab.
C. Keputusan atau Komitmen (decision/commitment)
Komponen keputusan atau komitmen dari cinta mengandung dua aspek, yang pertama adalah aspek jangka pendek dan yang kedua adalah aspek jangka panjang. Aspek jangka pendek adalah keputusan untuk mencintai seseorang. Sedangkan aspek jangka panjang adalah komitmen untuk menjaga cinta itu. Atau dengan kata lain bahwa komitmen adalah suatu ketetapan seseorang untuk bertahan bersama sesuatu atau seseorang sampai akhir. Kedua aspek tersebut tidak harus terjadi secara bersamaan, dan bukan berarti bila kita memutuskan untuk mencintai seseorang juga berarti kita bersedia untuk memelihara hubungan tersebut, misalnya pada pasangan yang hidup bersama. Atau sebaliknya, bisa saja kita bersedia untuk terikat (komit) namun tidak mencintai seseorang. Komponen ini sangat diperlukan untuk melewati masa-masa sulit. Commitment berinteraksi dengan intimacy dan passion. Untuk sebagian orang, commitment ini adalah merupakan kombinasi dari intimacy dan timbulnya passion. Bisa saja intimacy dan passion timbul setelah adanya komitmen, misalnya perkawinan yang diatur (perjodohan). Keintiman dan komitmen nampak relatif stabil dalam hubungan dekat, sementara gairah atau nafsu cenderung relatif tidak stabil dan dapat berfluktuasi tanpa dapat diterka. Dalam hubungan romantis jangka pendek, nafsu cenderung lebih berperan. Sebaliknya, dalam hubungan romantis jangka panjang, keintiman dan komitmen harus memainkan peranan yang lebih besar (Sternberg, dalam Strernberg & Barnes, 1988). Ketiga komponen yang telah disebutkan di atas haruslah seimbang untuk dapat menghasilkan hubungan cinta yang memuaskan dan bertahan lama.
Dari ketiga komponen cinta diatas, dapat membentuk delapan kombinasi jenis cinta sebagai berikut: a. Liking : terjadi ketika individu hanya mengalami intimacy tanpa adanya passion atau decision/commitment. Liking tidak hanya menjelaskan perasaan terhadap seseorang tetapi juga sekumpulan perasaan yang dialami individu dalam suatu hubungan.
b. Infatuated love : merupakan cinta pada pandangan pertama. Jenis cinta ini mengidealkan objek cinta. Individu jarang melihat pasangannya sebagai pribadi yang sebenarnya yang kadangkadang dapat melakukan kesalahan. Infatuated love ditandai oleh passion yang muncul secara tak terduga, hasrat emosi dn kontak fisik yang tinggi. Cinta ini cenderung obsesif.
c. Empty love : merupakan satu jenis cinta yang berasal dari keputusan untuk mencintai seseorang dan mempunyai komitmen untuk terus mencintai pasangannya, walaupun tidak memiliki intimacy atau passion. Empty love merupakan cinta yang sudah terjalin selama beberapa tahun, tetapi sudah kehilangan keterlibatan emosional dan ketertarikan fisik.
d. Romantic love : merupakan kombinasi dari intimacy dan passion. Pada dasarnya romantic love merupakan liking, namun lebih kuat. Romantic love disebabkan oleh daya tarik fisik atau emosi, sehinga pria dan wanita tidak hanya tertarik secara fisik satu sama lain, tetapi juga terikat secara emosional, seperti cerita cinta Romeo dan Juliet.
e. Companionate love : merupakan kombinasi dari intimacy dan decision/commitment. Companionate love dialami oleh sepasang suami istri yang telah lama menikah dan sudah mengalami berbagai peristiwa bersamasama, sehingga mereka merasa seperti dua orang sahabat dan tidak langsung merasakan passion di dalam hubungan tersebut.
f. Fatuous love : merupakan jenis cinta yang berlangsung dengan cepat dan rapuh, karena hubungannya bersifat impulsif. Tipe cinta ini merupakan kombinasi dari passion dan decision/commitment tanpa adanya intimacy.
g. Consummate love/true love Consummate love atau true love : merupakan kombinasi dari tiga komponen cinta. Ini merupakan jenis cinta yang ingin dicapai oleh tiap individu tetapi sulit untuk dipertahankan. Tipe cinta ini harus dijaga dengan sebaik-baiknya, karena untuk membentuk dan mempertahankannya tergantung dari hubungan itu sendiri, sebagai contoh, pasangan yang sangat dekat satu sama lain dan tidak dapat membayangkan bila hidup tanpa pasangannya. Hubungan yang mereka miliki sangat menyenangkan walaupun mereka juga mengalami berbagai macam masalah dalam hubungan tersebut.
h. Non love : berarti tidak adanya ketiga komponen cinta tersebut biasanya berupa hubungan personal yang melibatkan interaksi tanpa adanya cinta atau rasa suka.
"Yuk baca artikel saya yang lain"
Sumber:
Sternberg, R. J., & Barnes, M. L. (1988).
The psychology of love. New
Haven & London: Yale University
Press.
Sternberg, R. J. (1986). A triangular
theory of love. Psychological
Review. Vol. 93, No. 2, 119-135.
Sternberg, R., J. (1987). The triangle of
love: intimacy, passion,
commitment. New York: Basic
Books, Inc.
No comments:
Post a Comment